Kabar heboh memang sering kali menggemparkan masyarakat, namun sayangnya tidak semua informasi yang tersebar adalah benar. Banyak di antaranya adalah hoaks yang dapat menyesatkan masyarakat. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bisa menyaring informasi yang benar dari yang hoaks.
Menyaring informasi sebenarnya tidak sulit, asalkan kita memiliki kritis dalam memilah-milah setiap informasi yang kita terima. Menurut pakar media sosial, Roy Suryo, “Ketika mendapatkan kabar heboh, jangan langsung percaya begitu saja. Cek dan verifikasi informasi tersebut sebelum menyebarkannya.”
Salah satu cara untuk menyaring informasi adalah dengan memeriksa sumber informasi tersebut. Jika informasi hanya berasal dari satu sumber tanpa ada konfirmasi dari sumber lain, maka besar kemungkinan informasi tersebut adalah hoaks. Hal ini juga ditekankan oleh pakar komunikasi, Wimar Witoelar, “Jangan mudah percaya pada kabar heboh tanpa melakukan cross-check terlebih dahulu.”
Selain itu, perhatikan juga gaya penulisan dan tata bahasa dari informasi yang disebarkan. Hoaks biasanya memiliki ciri-ciri penulisan yang tidak terstruktur dan tidak jelas. Menurut penelitian dari Universitas Indonesia, “Informasi hoaks cenderung memiliki tata bahasa yang buruk dan penuh dengan kalimat yang berlebihan.”
Selain itu, jangan lupa untuk melihat konteks informasi yang disebarkan. Kadang-kadang kabar heboh yang beredar di media sosial hanya potongan informasi tanpa konteks yang jelas. Hal ini juga bisa menjadi petunjuk bahwa informasi tersebut adalah hoaks.
Dengan adanya kemajuan teknologi dan media sosial, kita sebagai masyarakat harus lebih bijak dalam menyikapi setiap informasi yang kita terima. Sebagai konsumen informasi, kita memiliki tanggung jawab untuk menyaring informasi yang benar dari yang hoaks. Sehingga, kita dapat menjadi masyarakat yang cerdas dan tidak mudah terpengaruh oleh kabar heboh yang tidak bertanggung jawab.